Hidup adalah..

"Pesan yang akan Papa sampaikan adalah sebuah pesan biasa yang kamu pasti juga akan dapat ketika kamu membaca buku-bukumu itu. Hidup adalah sebuah perjuangan, Nak. Maka jangan menyerah hanya karena kamu jatuh dan berada dibawah. Tapi tetep berusaha sebaik mungkin, maka kamu tidak akan sia-sia dan akan hidup jauh lebih baik dari yang telah Papa capai sekarang." - Poedji Santoso

Rabu, 15 Januari 2014

Aku Ingat (part I)



Aku ingat..
Aku ingat, dulu sewaktu kecil aku pernah ditinggal ditaman depan rumah dengan beralas tikar tipis dan banyak boneka oleh ibuku..
Aku ingat, dulu aku selalu meminta ibuku duduk disofa kayu kesayanganya dengan posisi kaki diselonjorkan dan aku duduk diatas punggung kakinya dan beliau mengayunkan kakinya tersebut sehingga aku begerak naik turun seperti diatas jungkat jungkit ku di sekolah TK ku dulu..
Aku ingat, ayahku membeli sebuah tustel baru dengan rol film lama serta ada piringan gerigi dikanan atasnya yang jika ingin digunakan harus menggeser kekanan girigi  tersebut sehingga negative filmnya tepat dan bisa digunakan. Kala itu aku disuruh berpose memegang cangkir, aku berdiri, aku menggunakan baju bagus dan sepatu hak tinggi juga..

Aku masuk TK..
Aku ingat, ketika pertama kali aku membawa boneka kesayangan aku ke sekolah TK-ku dan ketawan guruku lalu boneka tersebut ditaruh di paku untuk menggantung papan tulis. Saat itu aku hanya melihat bonekaku sampai waktu pelajaran habis karena takut bonekaku hilang.
Aku ingat, gigiku tanggal karena aku bermain manjat tiang setengah lingkaran dan tanganku tidak kuat menahan bebanku dan aku terjatuh sehingga kehilangan satu gigi seriku.
Aku ingat, pengalaman gigi depan atasku yang kecil tanggal dan aku melemparnya keatas genteng hanya karena melihat iklan salah satu pasta gigi yang melakukan hal yang sama. Aku mengikutinya.
Aku ingat, ketika aku akhirnya menemukan cinta pertama masa TK-ku yang begitu membuatku terpana dan selalu malu jika didekatnya. Pada saat perpisahan TK, fotonya menjadi foto favoriteku yang selalu aku lihat terus menerus.
Aku ingat, saat perpisahan TK aku menarikan sebuah tarian dengan memakai kostum kaos berwarna warni dan celana ketat berwarna orange dan rok balet berwarna pink dan aku berada dibarisan depan.
Aku ingat, perpisahan pertama kali yang aku alami adalah dengan sahabat mainku yang aku mempunyai baju daster dengan motif sama hanya warnanya saja berbeda dan selalu gentian mandi sore dirumahku dan rumah dia. Mama ku dan mama dia juga sahabatan. Dia cantik, keturunan arab dan sangat pintar. Namanya Intan Safira.

Lalu, aku masuk SD.. SD pertamaku di Semarang..
Aku ingat, pertama kali rasanya masuk ke sekolah yang aku sendiri engga tahu bahasa yang digunakan anak seumurku karena aku murid pindahan dari Jakarta. Nama teman pertamaku, Nusa. Aku sayang padanya J
Aku ingat, aku tinggal dirumah tingkat dua yang disamping rumah aku terdapat rumah kecil sekali yang merupakan rumah dari yang dulu jaga rumah utama. Bapak itu punya seorang anak, dan sayangnya aku lupa nama anak itu siapa. Dan aku pernah bermain bersama dia sekali, dan ibuku melarangnya. Aku disapa olehnya pada suatu siang, dan aku membuang muka. Itu pertama kalinya aku merasa bahwa aku jahat. Dan aku sedih.
Aku ingat, setiap istirahat hanya diberi uang Rp. 500,- dan hanya aku gunakan untuk beli tahu goreng dan mainan balon tiup.
Aku ingat, koleksi pertama aku pada saat aku SD adalah kertas file bermotif dengan banyak kartun kesukaan  aku.
Aku ingat, aku punya guru SD yang sangat imut, namanya ibu Ning.
Aku ingat, aku juga punya dua orang teman lagi bernama Muhammad dan Tuko. Muhammad, aku ingat dia adalah orang yang baik sama aku dan aku suka dia. Dia anak orang kaya dan ibunya baik sekali. Ibunya Muhammad dan  Ibunya Tuko adalah sahabat baik ibuku.
Aku ingat, ketiak perpisahan kedua yang menyakitkanku. Aku harus meninggalkan Nusa, Muhammad dan Tuko untuk pindah keluar kota. Namun, aku janji akan selalu bertukar surat dengan Nusa.

SD. Aku pindah ke Medan..
Aku ingat, aku sama sepert pertama kali masuk sekolah di Semarang dan berada di kota yang berbeda aku bingung dengan bahasa yang digunakan, teman pertama aku Nazla. Dia keturunan Melayu. Dan Ella, aku lupa dia orang mana.
Aku ingat, kelas yang aku tempatin itu gelap dan bau sampah. Karena jendela kelas ku benar-benar kotor. Aku heran kenapa ayah dan ibuku menyekolahkan ku disana. Ternyata itu salah satu sekolah terbaik dan terdekat dari rumah.
Aku ingat, aku dapatkan kamar ku sendiri yang pertama kali disini. Rumahku ada 3 kamar tidur. Aku senang aku dapat tempat tidur baru, meja belajar baru dan aku koleksi komik Doraemon.
Aku ingat, aku pernah melemparkan buku tugas kepada guruku lantaran aku sebal dengan dia. Sampai akhirnya aku meminta maaf hanya karena mau dapat nilai.
Aku ingat, aku suka dengan temanku. Namanya Dimas. Sekaligus sainganku untuk mendapatkan rangking. Tapi, dia biasa aja denganku dan aku juga tidak masalah akan hal itu.
Aku ingat, aku punya teman yang bernama Meda. Dia pindahan dari Surabaya. Aku senang berteman dengan dia. Dia anak yang kreatif dan sayang sama aku.
Aku ingat, hal dimana masa-masa susahku pun dimulai. Ayah keluar dari pekerjaan karena difitnah menggunakan uang kantor. Disinilah awal keluargaku jatuh. Aku harus pindah ke Jakarta. Setidaknya biaya hidup pun lebih murah diJakarta kan? Ayah juga mau nyari pekerjaan disana. Dan lagi-lagi aku harus kehilangan teman-teman aku disini.

Masih SD, dan Pindah ke Jakarta..
Aku ingat, masuk sekolah yang dituju adalah pilihan yang sulit. Aku masuk sekolah khusus untuk wilayah Jakarta, supaya lanjutan sekolahnya gampang. Saat masuk sekolah, kejutannya adalah aku masuk sama teman TK-ku. Intan namanya. Intan Safira? Bukan. Saat itu aku gak tau Intan Safira dimana. Ini Intan Ayu. Tapi aku duduk sebangku sama teman pertamaku, Desi.
Aku ingat, ketika pertama kali aku tau ada seorang anak laki-laki yang meminjamkan pensil yang duduk persis disamping kanan aku dan aku dipinjami rautan pensil kala itu. Dera namanya. Dia membuatku berbunga-bunga.. Aku suka dia.
Aku ingat, kala itu keluarga aku benar-benar dalam keadaan terpuruk. Tidak ada uang untuk sekolah, padahal aku baru menginjak SD. Mama memutuskan untuk jualan keripik singkong dan dijual ke warung-warung. Sampai akhirnya aku jualan di sekolah juga untuk bantu mama. Saat aku jualan yang sudah berjalan beberapa hari, ternyata guruku, Ibu Rupinah bilang : “Ini sekolah dan kelas, bukan buat jualan.” Aku kaget. Semenjak itu aku tidak jualan lagi. Aku menangis mendengarnya.
Aku ingat, ketika itu saat setelah selesai ujian praktek, aku dan teman-temanku berkumpul bercanda didepan kelas. Ternyata, Dera datang dan aku dicengin a la anak SD. Teman-temanku tau aku suka Dera dari awal masuk. Dan baru kaliitu aku dicengin dan akhirnya Dera bilang suka juga sama aku.  Kalau dipikir-pikir, lucu juga percintaan anak SD. Haha

Aku ingat hal-hal yang entah kenapa semua hal itu membekas dengan sendirinya dalam diri aku. Penting atau tidak penting, yang jelas itulah aku. Batita, TK dan SD.

Aku ingat Part II akan segera ditulis..